Tetapi.. Aku seharusnya menyukai Kirika!
Ada apa denganku?
Aku Kageriyama Takuma, kelas 2 SMA Arisugawa. Hanya seorang anak SMA biasa. Sekarang aku sedang sangat bingung.
"Hayo! Sempai mau bolos kegiatan klub, ya?"
Aku benar-benar kaget saat tiba-tiba dia muncul di depanku. Dia Tendou Mizuki, juniorku di klub memasak. Dan.. Sepertinya aku suka padanya.
"Ah, eh.. Tidak, kok!" Aku mencoba mengelak.
"Bohong! Sempai pasti ingin meninggalkan kami sendirian lagi!" Mizuki-chan lalu menarik tanganku dan menyeretku ke ruang klub. Aku akhirnya pasrah saja.
Aku bilang sepertinya karena aku juga tidak yakin dengan perasaanku sendiri. Soalnya, sampai beberapa waktu yang lalu, aku masih menyukai Kirika, adik kembarku sendiri.
Mungkin sulit dipercaya, tetapi aku memang menyukai adikku sejak kecil, seperti seorang pria menyukai wanita. Tetapi tidak pernah ada yang percaya keseriusanku. Mereka selalu menertawakanku saat kukatakan aku akan menjadikan Kirika pengantinku.
Aku sama sekali tidak peduli kalau semua orang di dunia menganggapku salah. Aku tidak peduli kalau mereka bilang aku tidak boleh mencintai saudaraku sendiri.
... Tetapi itu masa lalu.
Kurasa aku sudah menyerah soal Kirika. Soalnya dia itu bodoh, sih. Aku bahkan sudah menciumnya dan menyatakan perasaanku padanya. Tetapi dia malah bilang kalau dia juga menyukaiku karena aku saudaranya.
Haah.. Sepertinya memang Kirika tidak bisa menganggapku lebih daripada saudaranya sendiri, sih. Dan aku tidak mau memaksanya lebih dari itu. Karena itu aku menyerah.
Itu juga karena aku merasa tidak bisa menang dari Kak Sakuya, sih.
Kak Sakuya itu kakak sepupuku yang setahun lebih tua. Ia anak dari kakak ibuku.
Bagaimana menggambarkannya, ya... Bukannya aku benci padanya, sih. Hanya saja, keluargaku sering membandingkan aku dengannya. Dia itu cowok yang.. Sempurna. Dia bisa mendapatkan cewek manapun yang dia mau kalau dia mau.
Aku sih sebenarnya cukup suka kepribadiannya. Dia supel, ramah, dan baik pada siapa saja. Tetapi aku lebih suka tidak berurusan dengannya.
Masalahnya, Kirika sangat menyukainya, dan Kirika selalu curhat padaku mengenai hubungannya dengan Kak Sakuya.
Tidak, mereka belum jadian, sih. Dan kuharap Kirika tidak akan jadian dengannya, tentu saja. Sebenarnya dari dulu aku ingin mengatakan pada Kirika untuk menyerah saja, tetapi aku tidak bisa. Aku sama sekali tidak bisa mengatakan pada Kirika bahwa Kak Sakuya sudah menyukai orang lain.
Demi orang itu, Kak Sakuya sampai jauh-jauh pindah ke Tokyo untuk mengejarnya. Orang yang disukai Kak Sakuya...
"Ah, selamat datang, Takuma, Mizuki-chan."
Dia orangnya. Kak Risa, kakak kelasku sekaligus kakak sepupuku juga. Tetapi dia anak dari adik ayahku.
Dia adalah seniorku sekaligus ketua Klub Memasak. "Hari ini kita belajar menghias kue, ya!" Katanya sambil tersenyum.
"Asyik!" Kata Mizuki-chan. "Iya 'kan, Sempai?" Dia menoleh padaku.
Kak Risa dulu pernah menyatakan perasaannya padaku, tetapi aku menolaknya. Sejak saat itu aku jadi agak tidak enak padanya. Apalagi saat dia tahu aku menyukai Kirika. Tetapi sekarang hubungan kami sudah baik sih.
Sebenarnya Kak Risa itu sangat cantik, baik, dan.. Dan.. Da, da, da.. Be.. Sar... Ah! Anggap saja aku tidak mengatakan itu. Ehem! Hanya saja, aku benar-benar tidak merasakan apa-apa saat bersamanya.
"Sempai?" Mizuki-chan bertanya padaku. Wajahnya dekat sekali denganku.
"Ah!" Tanpa sadar aku berteriak.
Mizuki-chan tampak kaget. "Ke, kenapa, sih, Sempai?"
"A, aku tidak apa-apa! Ayo!" Kupaksakan diriku tersenyum agar mereka tidak khawatir.
Akhirnya, kami menghabiskan hari dengan menghias kue-kue...
> ¤ <
Sesampainya di rumah, aku langsung meletakkan kue yang tadi kami hias di kulkas, lalu merebahkan diri di tempat tidurku.
Mizuki-chan. Adik kelasku yang manis dan setahun lebih muda. Pertemuan pertamaku dengannya tidak bisa dibilang baik.
Waktu itu upacara penerimaan murid baru. Temanku mengajakku untuk mencari daun muda, tetapi aku menolaknya karena malas. Entah kenapa hari itu aku ingin bolos sambil tidur di halaman belakang sekolah. Aku lalu pergi ke sana.
Di sana, aku melihat seorang gadis cilik berambut merah panjang. Dia tampak kebingungan. Mungkinkah dia sedang mencari Aula?
"Kalau Aula sih di sebelah sana..." Aku menunjuk ke arah Aula.
"Te, terima kasih..." Dia membungkuk padaku, lalu berlari ke arah Aula. Sebelum ia melewatiku, ia terpeleset, dan hampir terjatuh kalau aku tidak menangkapnya.
"Eits..." Kataku. Tiba-tiba... PLAAK! Dia menamparku. Heh?
"O, orang mesum!" Dia melepaskan tanganku darinya dan berlari ke Aula.
Me, memangnya apa sih yang sudah kupegang tadi? Tunggu, kalau dipikir-pikir.. Tadi itu, aku.. Pantas saja dia menamparku.
Duh, sial betul aku. Padahal dia rata sekali...
> ¤ <
Pertemuanku selanjutnya saat ia bergabung ke Klub Memasak. Dia benar-benar kaget saat melihatku menjadi seniornya di Klub. Dia sampai menunjukku. Untung Kak Risa datang.
"Wah, anak yang manis sekali! Kamu datang untuk bergabung di klub ini?" Kata Kak Risa.
"Iya! Perkenalkan, aku Tendou Mizuki, kelas 1-B! Salam kenal, Kak!" Ia membungkuk hormat pada Kak Risa.
"Ya ampun.. Jangan-jangan.. Kamu Mizuki-chan? Ini aku, Hiwatari Risa!"
Dia tampak bingung. "Hiwatari? Ma, masa, sih? Kak Risa? Ya ampun, lama nggak ketemu, Kak!" Mereka langsung berpelukan. Kenakan lama, rupanya.
"Anu, maaf mengganggu reuni kalian..." Kataku pelan. Mendengar itu, mereka tersadar. Kak Risa dan Mizuki-chan langsung berhenti berpelukan. "Jangan-jangan.. Kamu anak Paman dan Bibi Tendou ya?"
Paman dan Bibi Tendou adalah sahabat Paman Kazu (Ayah Kak Risa). Paman Tendou adalah keturunan kelima dari keluarga yakuza penguasa daerah Kanto. Dulu, sekali aku pernah main ke rumahnya. Berarti dulu mungkin aku pernah bertemu dengannya, ya.. Tapi aku sama sekali tidak ingat, sih.
"Dia Kageriyama Takuma. Apa kamu sudah berkenalan dengannya, Mizuki-chan? Boleh aku memanggilmu begitu?" Kata Kak Risa.
Mizuki-chan tampak agak waspada. Namun, akhirnya dia membungkuk juga padaku dan berkata, "Salam kenal, Kageyarima-sempai."
"Namaku Kageriyama." Kataku membenarkannya.
"Kagemariya?"
"Kageriyama."
"Kagerimaya! Benar kan?"
Aku menghela napas panjang. Memangnya sebegitu susahnya ya mengingat namaku? ".. Kau panggil namaku saja, deh, Mizuki-chan." Aku berkata takut-takut, takut mendapat protes darinya.
"Takuma.. Sempai?"
"Ya, seperti itu..."
"Takuma-sempai, Risa-sempai. Mohon bantuannya!"
> ¤ <
Akhirnya, setelah beberapa lama bergabung di klub, aku tahu mengapa Mizuki-chan bergabung.
Dia ingin menarik perhatian Kak Sakuya, yang katanya menyukai gadis manis yang jago memasak.
Bagiku, sudah jelas sekali siapa orang itu.
Kenapa semua orang berusaha begitu keras demi dia, sih? Ini semua tidak adil!
Kirika, Mizuki-chan, kalian benar-benar bodoh karena sudah terpikat padanya!
Haah. Tidak ada gunanya juga, sih, menyalahkan orang lain. Aku ingin segera punya pacar, deh, agar bisa melupakan Kirika. Masalahnya, sulit juga mencari cewek di sekolah ini yang tidak menyukai Kak Sakuya.
Kak Risa..? Tidak mau, ah. Aku kan sudah pernah menolaknya. Mungkin saja sekarang ia sudah tidak suka padaku lagi.
B E R S A M B U N G . . .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar