Frequents

Jumat, 21 Januari 2011

PYH BAB 7 - BAGIAN 1

Duh, mengapa aku jadi harus mengamatinya sambil sembunyi-sembunyi
begini, sih? Merepotkan saja. Kenapa sih orang-orang itu tidak
cepat-cepat pergi saja dari situ? Aku 'kan jadi tidak bisa menjalankan
tugasku. Aku juga sama sekali tidak menyangka kalau Lex dan Kyle bisa
ada di sana. Ini semakin memperumit keadaan.
Aku menurunkan teropong yang sejak tadi kugunakan untuk mengamati
rumah adik Kolonel Lawrence. Sebuah rumah kecil dari kayu berwarna
coklat di tengah hutan. Orang tua mereka punya selera yang tidak
terlalu bagus, ya. Aku pernah dengar kalau ayah Kolonel itu dokter
yang sangat terkenal bahkan sampai ke ibukota, tetapi kenapa, ya,
mereka sampai memilih untuk hidup di tempat terpencil begini? Ah,
kadang orang pintas memang agak eksentrik. Bukan urusanku, sih. Aku
hanya harus membawa gadis itu ke markas, 'kan? Seharusnya itu tidak
terlalu sulit.
Aku kembali ke teropongku. Jika apa kata Kolonel itu benar, tentu tak
lama lagi orang-orang itu pasti akan pergi...
> ° <
"Jadi kalian akan segera pergi, ya?" Aku bertanya pada Lyon..eh, maksudku Roy.
Roy terlihat melipat bajunya dan memasukkannya satu per satu ke dalam
tas. Dia terlihat sangat serius, sepertinya dia tak mendengarkan.
Tiba-tiba ada sesuatu yang besar dan dingin menyentuh pundakku.
Ternyata Ni.. maksudku Lex.
Nick dan Lyon adalah temanku, dan untuk suatu alasan tertentu mereka
menggunakan nama Lex dan Roy. Beberapa hari yang lalu kami bertemu
lagi setelah 10 tahun. Namun sekarang mereka harus melanjutkan
perjalanan mereka.
"Kami ingin tinggal lebih lama, tentu saja." Kata Lex. "Kau tahu kami
sangat merindukanmu."
Aku baru memperhatikannya, tetapi Lex cuma memakai handuk! "Ah! Cepat
pakai baju, sana!" Aku segera berbalik setelah melihatnya. Aku hanya
melihat sekilas, tetapi aku bisa melihat dadanya yang bidang tadi...
B E R S A M B U N G . .

1 komentar:

Kushina Nightroad mengatakan...

oke oke ini lumayan.
Btw, hmmm.... jadi pada pake nama samaran nih ceritanya....hmmm.... eh Kyle wa dare da?? Cain ka?